EXO MY LOVE

EXO MY LOVE
EXO, WE ARE ONE ! SARANGHAJA !!

Sabtu, 05 Juli 2014

140706 - In My Awakeness



Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Sesuatu membuat ku terbangun. Suara kaca pecah. Perlahan-lahan aku berjalan pelan menuruni tangga. Berjalan menuju ruang tamu yang gelap. Auwwhh !!! kakiku menendang sesuatu, terasa sakit. Aku membuka lampu dan melihat kesekitar, tidak ada orang. Aku hanya melihat sebuah botol yang mengelinding menjauh dariku, mungkin itu yang kutendang, aku mengambil botol tersebut dan duduk disofa.

Aku mengeluarkan kertas didalamnya. “SEMINGGU LAGI AKU AKAN DATANG MEMBALAS DENDAM. MARI KITA BERPERANG”. Tulisan itu ditulis dengan darah. Apakah ini bisa dibilang surat ancaman ? Tapi dendam apa ? Aku masih bingung dengan semua ini. Apa maksud darinya dengan mengirim surat seperti ini ?

Pagi pun tiba dan aku bersiap-siap melatih pasukanku. Dan dari kejauhan dapat kulihat bom yang ditembak terus-menerus. Dia benar-benar akan menyerangku… walau aku masih bingung dengan semua ini, tetapi aku masih harus mempersiapkan segalanya. Aku tidak boleh kalah, terlebih lagi aku tidak tahu apa salahku padanya.

Seminggu berlalu dengan begitu cepat. Aku mulai mengenakan pakaianku dan mengambil senjata ku. Aku berjalan keluar rumah dan menuju tempatnya bersama pasukanku dibelakang. Dan perlahan-lahan bisa kudengar derap langkah yang mengerikan. Aku mulai sedikit takut, tapi aku sudah sampai tahap seperti ini. Aku tidak boleh kalah.

Akhirnya kami bertemu. Ia seseorang yang begitu kecil, tapi dibelakangnya terdapat banyak bayangan dengan tulisan EGOIS, SOMBONG, JAHAT, IRI, TAMAK, BENCI. Aku terdiam memandangnya. Ternyata pasukannya yang begitu besar. Ia berteriak padaku untuk segera menyerangnya. Menyerangnya lebih dulu, baru ia akan menyerang. Aku hanya tersenyum memandangnya. Aku menyimpan senjataku dan mengeluarkan senjata lain. Apa kamu tahu itu apa ?

Sebatang lollipop ! aku hanya akan menyerangnya dengan sebatang lollipop. Aku berjalan mendekatinya dan memberikannya lollipop kemudian berjalan pergi, mengajak pasukan ku meninggalkannya. Ia terus berteriak bahwa aku pengecut karena tidak berani melawannya setelah melihat pasukannya. Iya, aku pengecut. Bukan karena aku akan kalah melawan pasukannya, tapi aku takut kalau semua pasukanku juga akan berubah seperti pasukannya. Memiliki pasukan seperti miliknya jauh lebih mengerikan daripada memiliki pasukan yang tahu untuk mundur sebelum terjatuh lebih dalam.

#W2MUSE1101