Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Sesuatu membuat ku terbangun. Suara
kaca pecah. Perlahan-lahan aku berjalan pelan menuruni tangga. Berjalan menuju
ruang tamu yang gelap. Auwwhh !!! kakiku menendang sesuatu, terasa sakit. Aku membuka
lampu dan melihat kesekitar, tidak ada orang. Aku hanya melihat sebuah botol
yang mengelinding menjauh dariku, mungkin itu yang kutendang, aku mengambil
botol tersebut dan duduk disofa.
Aku mengeluarkan kertas didalamnya. “SEMINGGU LAGI AKU AKAN DATANG
MEMBALAS DENDAM. MARI KITA BERPERANG”. Tulisan itu ditulis dengan darah. Apakah
ini bisa dibilang surat ancaman ? Tapi dendam apa ? Aku masih bingung dengan
semua ini. Apa maksud darinya dengan mengirim surat seperti ini ?
Pagi pun tiba dan aku bersiap-siap melatih pasukanku. Dan dari
kejauhan dapat kulihat bom yang ditembak terus-menerus. Dia benar-benar akan
menyerangku… walau aku masih bingung dengan semua ini, tetapi aku masih harus
mempersiapkan segalanya. Aku tidak boleh kalah, terlebih lagi aku tidak tahu
apa salahku padanya.
Seminggu berlalu dengan begitu cepat. Aku mulai mengenakan pakaianku
dan mengambil senjata ku. Aku berjalan keluar rumah dan menuju
tempatnya bersama pasukanku dibelakang. Dan perlahan-lahan bisa kudengar derap
langkah yang mengerikan. Aku mulai sedikit takut, tapi aku sudah sampai tahap
seperti ini. Aku tidak boleh kalah.
Akhirnya kami bertemu. Ia seseorang yang begitu kecil, tapi
dibelakangnya terdapat banyak bayangan dengan tulisan EGOIS, SOMBONG, JAHAT,
IRI, TAMAK, BENCI. Aku terdiam memandangnya. Ternyata pasukannya yang begitu besar. Ia berteriak padaku untuk segera
menyerangnya. Menyerangnya lebih dulu, baru ia akan menyerang. Aku hanya
tersenyum memandangnya. Aku menyimpan senjataku dan mengeluarkan senjata lain. Apa
kamu tahu itu apa ?
Sebatang lollipop ! aku hanya akan menyerangnya dengan sebatang
lollipop. Aku berjalan mendekatinya dan memberikannya lollipop kemudian
berjalan pergi, mengajak pasukan ku meninggalkannya. Ia terus berteriak bahwa
aku pengecut karena tidak berani melawannya setelah melihat pasukannya. Iya,
aku pengecut. Bukan karena aku akan kalah melawan pasukannya, tapi aku takut
kalau semua pasukanku juga akan berubah seperti pasukannya. Memiliki pasukan
seperti miliknya jauh lebih mengerikan daripada memiliki pasukan yang tahu
untuk mundur sebelum terjatuh lebih dalam.
#W2MUSE1101