Minggu pagi yang cerah. Terlihat
banyak sekali orang yang tengah berolahraga pagi d Sungai Han. Bersepeda,
jogging, bermain basket ataupun hanya berjalan santai. Terlihat seorang gadis
yang berjalan menuju bangku taman dan duduk menunggu sambil memegang kameranya.
Saat itu terlihat serombongan pria yang berjalan menuju lapangan basket. Gadis
itu mengangkat kameranya dan memotret. Yang dipotretnya adalah seorang pria
yang tersenyum riang sambil membuka lebar tangannya.
………
Dia…… menawan !! Sempurna !!
Dia merebut bola dari temannya dan
langsung melemparnya kedalam ring.
“Masuk ? Masuk enggak ?” aku sedikit
kesulitan melihat karena ditutupi sepasang kekasih yang sedang berpelukan. Begitu
aku berhasil melihat, mereka sudah mengemasi barang-barang mereka dan berjalan
meninggalkan lapangan… Huh… aku mesti menunggu seminggu lagi ! Dan lagi-lagi
tidak melihat ia mendapat skor berapa.
Aku berjalan ke pohon besar
dibelakang kursi yang kududuki tadi. Berteduh dari sinar matahari yang mulai
memanas. Yu Mi-ah, kamu harus menunggu lagi ! aku memandang kearah silau
matahari.
*Flashback*
2 bulan yang lalu…
Aku terbangun dibawah pohon besar
tepatnya pohon besar didepan lapangan basket. Kepalaku terasa sakit. Aku
melihat-lihat dan kusadari ini Sungai Han ! Kenapa aku bisa ada disini ? Ketika
aku mencoba berbicara pada seorang pria, ia hanya melewatiku saja, seakan dia
tidak melihat keberadaanku. Apa aku sudah mati ? Aku hanya berdiri diam dan
orang-orang melewatiku. Aku sudah mati. Tapi… siapa aku ? Kenapa aku bisa ada
disini ? setidaknya ketika seseorang maninggal, mereka akan tahu kenapa mereka
meninggal dan siapa dirinya. Tetapi kenapa aku seakan mengalami amnesia ?
Aku menghela nafas dan berjalan
kembali kepohon besar. Aku duduk dan memandangi orang-orang yang berlalu lalang
sambil berharap agar ingatan ku kembali. Ketika aku menggosok-gosok tanganku,
aku merasakan sebuah gelang. Sebuah gelang berwarna coklat. Aku melihat-lihat
gelang itu dan melihat tulisan Yu Mi. Apa itu namaku ? tapi disebelahnya ada
tulisan Fan. Apa itu nama lengkap ku ? atau ada yang nama orang lain ? tapi… Yu
Mi nama yang bagus, mungkin tidak apa jika kupinjam sebentar. Yu Mi…
*Flashback End*
………
Itu dia !! Dia berjalan mendekat ke lapangan
basket. Aku masih ingat saat pertama kali aku mulai mengaguminya. Saat itu aku
sedang mencari posisi duduk yang enak tiba-tiba terdiam begitu mataku bertemu
dengan matanya. Dia mungkin sedang memandangi hal lain tapi entah kenapa aku
merasa ia memandangiku. Aku terus memandangnya hingga ia sampai kelapangan. Dan
semenjak hari itu, hari yang paling kutunggu hanya hari minggu. Karena dia
selalu datang bermain basket setiap hari minggu. Dia yang kukagumi.
Dia melakukan pemanasan dan mulai
bermain bersama teman-temannya. Ia begitu keren ketika bermain basket. Oohh !!
dia memandang kearahku lagi. Tapi… apa aku ke-GR-an ? aku tidak terlihat,
bagaimana mungkin dia melihatku. Aku memandang kesekeliling dan tampak ada
beberapa gadis cantik yang sedang berolahraga pagi disekitarku. Ohh… dia pasti melihat
ke gadis-gadis itu. Hhmm… Wajar, dia kan pria.
Aku menunduk dan melihat tubuh ku
sendiri, huh… bahkan tubuhku tidak layak untuk dibandingkan dengan gadis-gadis
itu. Pada saat itu dilapangan basket terdengar suara orang berteriak senang,
begitu aku mengangkat kepala untuk melihat, mereka saling berpelukan dan
berteriak menang. Dan masih dengan wajah tersenyum, mereka mulai mengemasi
barang bawaan mereka. Dia terlihat begitu tampan ketika tertawa. Tunggu dulu ! Apa aku
ketinggalan lagi ? Aduh… bodoh sekali kamu Yu Mi. kamu harus menunggu 1 minggu
lagi…
………
Seakan ada sihir dipohon besar itu.
Setiap kali aku pergi bermain basket, aku selalu merasa ada yang memandangiku
dari pohon itu. Tetapi
aku sering memandang lama kepohon itu, namun sama sekali tidak ada orang
disana. Anehnya aku selalu merasa ada yang memandang balik kearahku. Apakah ada
sesuatu disana ? Apa mungkin itu dia ?? Tapi tidak mungkin. Dia tidak pernah
bersembunyi.
Kuputuskan untuk coba pergi melihat
dimalam hari. Aku berjalan pelan mendekati pohon besar itu. Tidak ada orang.
Hmm… mungkin hanya perasanku saja. Aku duduk dikursi taman yang menghadap
kearah lapangan basket, ngg… inikah perasannya saat memandang dari sini ?.
Tiba-tiba angin berhembus lebih kuat dan aku merasa kedinginan. Aku segera
menarik resleting hoodieku. Apakah akan turun hujan ?
Aneh… rasa dinginnya tidak juga
menghilang. Tiba-tiba aku teringat cerita temanku tentang hal-hal aneh di
lapangan basket. Apa ada “itu” disebelahku ? hari sudah bagitu malam. Tapi apa
memang ada yang seperti itu didunia ini ?
“Boleh aku bertanya ? aku selalu
merasa ada yang memandangiku dari kursi ini dan dari pohon besar itu. Tapi aku
tidak pernah melihat ada orang disana. Apa itu anda yang memandangiku ? Atau
ada orang lain ?” aku tidak tahu kenapa aku bertanya tapi tidak akan tahu
hasilnya jika tidak mencoba.
Entah mengapa aku jadi merasa seperti
orang gila. Berbicara sendiri. Tapi aku seakan mendapat jawaban, setelah itu
aku segera pulang. Karena besok aku masih harus pergi bekerja. “Itu aku
orangnya !” sepertinya itu jawabannya.
………
Bosan… aku memandang kearah jalan
yang mulai sepi karena satu persatu orang mulai pulang dan hanya meninggalkan
aku sendiri. Tapi siapa itu ? seorang pria yang duduk dikursi yang sering
kududuki ? Aku berjalan mendekat kearahnya dan saat itu ia langsung menarik
resleting hoodienya. Apa dia kedinginan ? apa mungkin karena aku ? aku tidak
begitu bisa melihat wajahnya karena ia menggunakan topi dan wajahnya sedikit
terhalang oleh kerah hoodienya. Tiba-tiba ia bertanya sesuatu. Begitu ia
memutarkan tubuhnya memandangiku, ternyata… dia ! dari pertanyaannya,
sepertinya ia sadar bahwa aku memandanginya. “Iya itu aku orangnya !” itu yang
kujawab karena tidak kusangka ia menyadari keberadaanku. Tapi setelah itu ia
bergegas pergi. Tidak apa… mungkin ia masih punya kerjaan lain. Aku memandangnya berjalan menjauh, meninggalkan Sungai Han. Tapi… apa dia tahu
bahwa aku menjawabnya ?
………
“Nona !! Bangun nona !!”
“Ya ??” sinar matahari membuatku
tidak sanggup membuka mata. Begitu silau. Sekilas, ia terlihat seperti seorang
kakek.
“Kenapa kamu tidur disini ?” kakek
itu bertanya sambil membantuku berdiri
“nggg… saya tidak punya tempat lain
untuk pergi. Saya bahkan tidak tahu dimana rumah saya.”
“Apakah kamu memang disini saat
pertama kali muncul ?” kakek itu bertanya sambil memandang kesekeliling.
“Ne…” tapi… dia ini manusia atau
hantu juga sepertiku ?
“Ohh… disini ada kaitannya
denganmu. Sesuatu yang sangat kuat disini hingga membuatmu terbangun disini.
Tapi kamu belum meninggal.” Kakek itu menjelaskannya sambil memandang kearah
lapangan basket
“Bagaimana kakek bisa tahu ?” aku
segera berjalan mendekat kesebelah kakek
“Aku melihatnya dari garis kehidupanmu. Arwah dari
orang yang telah meninggal masih mengingst segala sesuatu yang berhubungan
dengan mereka. Dan ada beberapa arwah yang tidak dapat mengingat apapun. Arwah seperti itu disebut arwah tersesat. Arwah tersesat ini bisa jadi arwah yang tidak dapat
menemukan tubuhnya, tidak ingin kembali ketubuhnya ataupun memang belum
waktunya untuk pergi atau ada yang belum bisa dilepaskannya. Kalau kamu ini
lebih seperti arwah tersesat yang tidak dapat menemukan tubuhmu.” Aku kurang
mengerti dengan yang dikatakannya
“Tapi kek, apa ada cara bagiku untuk
menemukan tubuhku ?”
“Temukanlah didalam perhatianmu.
Itulah kuncinya.” Hanya itu yang diucapkan kakek itu. Dan ia berjalan pergi.
Aku terus memandanginya dan… dia berinteraksi dengan orang-orang yang sedang
berolahraga. Jadi, dia manusia ? Tapi… aku seperti pernah bertemu dengannya.
Tapi dimana ?
………
Hari ini hari minggu. Aku segera
duduk dikursi taman dan menunggu dia datang bersama temannya. Tapi sudah begitu
siang, kenapa dia belum datang juga ? tiba-tiba seorang pria duduk disebelahku.
Aku sedikit terkejut karena tubuhnya hampir menabrak tubuhku. Ternyata dia !!
“Apakah kamu sekarang duduk disini
dan menungguku ? Mian, hari ini kami tidak bermain basket karena temanku sakit.
Jadi aku hanya jogging saja.”
Aku melihat kesekitar dan tidak ada
orang. Lalu dengan siapa dia berbicara ? Dengan ku ? Bagaimana caranya ?
“Uhm… aku harus pergi dulu. Semoga
kamu menikmati hari yang indah.”
Ia bergegas pergi. Sedangkan aku
masih merasa sedikit bingung. “Temukanlah didalam perhatianmu. Itulah kuncinya.”
Tiba-tiba aku terus teringat kata-kata itu. Dan saat itu… aku segera berlari
mengejar pria basket itu.
………
Apa ini hanya perasaanku saja atau
apa ? belakangan ini aku merasa seseorang mengikutiku. Tetapi setiap kali aku
melihat ke sekitar tidak ada orang. Jangan-jangan ??!! ini semua bermula dari
saat aku berbicara sendiri dibangku taman Sungai Han ketika jogging beberapa
minggu yang lalu. Apa dia mengikutiku ?
“Apa kamu mengikutiku ? SIapa kamu ?
Kenapa kamu mengikutiku ? Apa kita pernah kenal sebelumnya ? Apa aku boleh
bercerita dengan mu ?”
Hmm… tidak ada jawaban. Mungkin aku
sudah gila, berbicara sendiri. Tapi seketika aku merinding dan merasa
kedinginan. Segera kumatikan AC ruanganku. Tapi masih begitu dingin. Apa dia
ada disebelahku ? seperti sebelumnya. Entahlah… tapi aku merasa mempunyai teman
berbicara.
“Selamat Malam.”
………
Apa dia ini perhatian ku ? jawabannya
iya !! belakangan ini dia adalah perhatianku. Mungkin aku dapat menemukan
jawabannya dari pria basket ini. W.F itu yang kubaca dari buku jurnal kerjanya.
Tapi apa nama koreanya ? sudah beberapa minggu aku mengikutinya tapi aku masih
belum menemukan jawabannya. Baik identitas dirinya maupun jawaban yang
kuinginkan. Ia baru selesai mandi dan berjalan menuju kamar. Aku segera berlari
mengikutinya. Tidak banyak yang dilakukannya ketika dikamarnya. Hanya duduk
dikasur dan membaca novel. Tiba-tiba dia berbicara…
“Apa kamu mengikutiku ? SIapa kamu ?
Kenapa kamu mengikutiku ? Apa kita pernah kenal sebelumnya ? Apa aku boleh
bercerita dengan mu ?”
“Iya, aku mengikutimu. Aku tidak
tahu. Mungkin karena kamu perhatianku. Kurasa belum. Boleh, ceritalah apapun
yang ingin kamu ceritakan.” Aku menjawab seluruhnya. Tapi sepertinya dia tidak
mendengar. Aku segera naik kekasurnya dan duduk disebelahnya. Tiba-tiba dia
mematikan AC-nya. Apa dia kedinginan ? mungkin. Dia berkata sesuatu tapi tidak
begitu jelas. Tapi dia meletakkan novel dan kacamata bacanya dan segera
berbaring. Ohh… selamat malam. Semoga bermimipi indah.
………
Aku terus berjalan-jalan dirumahnya.
Semuanya normal bahkan tidak terlihat sedikitpun petunjuk untuk ku kembali.
Tapi ada yang aneh. Ada sebuah ruangan yang seakan sangat ingin ia masuki
tetapi ia selalu hanya berhenti saja didepan pintu. Aku sudah memandanginya
berkali-kali. Ruangan apa itu ? aku ingin masuk tapi sepertinya sulit. Karena
aku tidak terlihat sehingga agak sulit untuk melakukannya.
Klik !
Suara pintu. Dia bangun. Upsss… imut
!! dengan rambut acak-acakan, wajah cemberut, hehehe. Terlihat seperti anak
kecil. Perlahan ia berjalan ke dapur dan aku segera mengikutinya. Kira-kira apa
yang akan dilakukannya ? dia membuka kulkas dan mengambil sebotol air dingin.
“Jangan !”
Tanpa sadar aku berteriak kearahnya.
Sesaat dia terlihat ragu, dan kemudian meletakkan kembali botol air itu. Ia
kemudian hanya mengambil air biasa. Tingkahnya ini seakan Ia ada mendengar ku
berteriak. Dengan membawa gelas ia berjalan menuju ruang tamu dan mengambil
kalender meja yang disimpan dilaci. Hari ini 06 November, didalam kalendernya
tanggal tersebut dilingkari dengan pena tinta merah. Apa maksudnya ? biasanya
orang melakukan hal tersebut ketika hari tersebut merupakan hari penting. Tapi…
06 November… aku seakan pernah mendengarnya…
………
06 November… satu hari yang berarti. Ulang tahun yang juga berarti hari sial. Tuxedo yang
kukenakan tahun lalu, kukenakan lagi sekarang. Aku menghela nafas ketika sedang
mengenakan dasi.
*Flashback*
Gadis kamera. Seorang gadis yang
selalu membawa kamera dan duduk dibangku taman yang menghadap ke lapangan basket.
Tanpa sadar, setiap kali aku bermain basket, aku akan selalu mengambil
kesempatan untuk memandangnya. Setiap aku memandangnya, ia selalu sedang
mengangkat kameranya dan memotret. Kadang aku penasaran apa yang dipotretnya ?
Apa yang menarik perhatiannya ?
Setiap minggu dia selalu datang dan
duduk dibangku taman. Aku selalu ingin mengajaknya berbicara, tetapi ia
sepertinya pendiam. Ada suatu minggu aku datang lebih pagi dan meninggalkan
catatan dibangku taman. Aku segera berlari bersembunyi disalah satu pohon.
Tidak lama kemudian, aku melihat dia berjalan mendekati kursi. Dia melihat
catatan itu. Tersenyum. Dan dia memotret catatan itu. Yess !!!
06 November. Aku mengenakan Tuxedo
kakakku dan segera pergi ke sungai Han. Hari ini aku meninggalkan pesta ulang tahunku.
Aku tiba disungai Han dengan tergesa-gesa. Ramai. Aku segera menuju kebangku
taman, tempat janjianku dengan gadis kamera. Aku melihat jam. Apa aku yang
terlalu cepat datang ? mungkin tidak. Sekarang sudah hampir jam 9 malam. Apa
dia lupa ? atau dia memang tidak datang ? Ah… tunggu saja sebentar lagi.
Jam sudah menunjukkan jam 12 malam.
Dan bangku taman yang menghadap kelapangan basket sudah kosong. Hanya terlihat
sebuket bunga yang sudah tidak bertuan.
*Flashback End*
………
Dia berpakaian rapi. Apa akan pergi
kesuatu tempat ? entahlah. Tapi yang pasti aku juga akan ikut dengannya. Aku
menghadap cermin dan merapikan rambut panjangku. Dan segera berjalan
disebelahnya yang sudah selesai mengenakan sepatunya. Kami keluar rumah dan
pergi kesuatu tempat dengan mengendarai mobilnya. Aku tidak tahu akan kemana.
Karena dia hanya diam.
Sungai Han !! DIa datang kesungai
Han. Untuk apa ? kemudian dia duduk dibangku taman yang sering kududuki. Apa
dia sedang menunggu seseorang ? pria basket hanya duduk diam hingga jam 12
siang. Kemudian dia beranjak meninggalkan kursi dan hampir meninggalkanku.
Karena aku sedang bermain dengan hantu anjing yang sedang berjalan-jalan.
Kami kembali kerumah. Aku bingung.
Sebenarnya untuk apa dia melakukan ini semua ? eittss… dia berjalan kearah
ruangan itu. Ia membukanya ! aku segera mengikutinya masuk. Terdiam. Terpana.
Bingung. Membeku. Penasaran. Semua perasaan itu bercampur aduk dalam pikiranku
ketika memasuki ruangan itu. Ruangan yang berlampu agak redup. Terdapat banyak
sekali foto yang digantung di dinding, jumlahnya mungkin mencapai ratusan. Dan
ada banyak foto yang berserakan dimeja besar yang terlihat seperti empat buah meja yang
digabung menjadi satu. Dan disalah satu meja terlihat sebuah printer yang sudah
berdebu. Mungkin sudah lama tidak digunakan dan terlihat setumpuk kertas foto
yang belum digunakan disebelahnya.
Foto siapa ini ? aku mencoba mendekat
dan melihatnya. Terkejut. Semuanya
fotoku !! kenapa bisa semuanya fotoku ? apa dia mengenalku ? aku
memandang kearah pria basket yang terduduk
diam sambil memadangi 2 buah foto. Aku mendekat dan melihat. Satu fotonya
adalah foto gelang berwarna coklat. Sepertinya aku pernah melihatnya. Ya,
gelangku. Aku melihat gelang yang ada ditangan ku dan membandingkannua dengan
yang difoto. Itu serupa. Ada tulisan Yu Mi dan Fan. Dan difoto kedua adalah
foto sebuah catatan. Aku berusaha membacanya dan… aku berhasil. Seketika aku
dapat melihat semua yang terjadi hingga membuat ku menjadi seperti ini.
*Flashback*
“Hi Yu Mi. mari bertemu tanggal 06
November di sini. Jam 7 malam.
p.s aku tahu namamu dari temanku
p.s ini hadiah dariku
-Pria
Basket-
Aku membaca catatannya dan tersenyum.
Pria basket. Baiklah aku akan datang.
06 November, sudah jam 6.44. aku
sedikit terlambat karena terlalu lama memilih pakaian. Aku segera memanggil
taksi dan menuju ke sungai Han. Aku tiba jam 6.57. mungkin terlambat sedikit
tidak masalah. Karena aku masih harus berjalan menuju kelapangan basket. Ketika
aku menyebrang ada seorang kakek yang menyebrang bersamaku. Aku berjalan
mendekat untuk membantunya. Tetapi saat itu ada sebuah truk yang melaju cepat
dan menuju kearah kakek itu. Aku segera berlari dan manarik kakek itu. Duh…
hampir saja. Tapi malang, dibelakang ada mobil yang jalan dan langsung
menabrakku.
Darah segar mengalir keluar. Aku
terbaring lemas dijalanan. Aspal jalan terasa begitu dingin. Dan saat itu
perlahan-lahan dunia manjadi begitu gelap. Darah segar mengalir mengenai gelang
coklat yang kukenakan.
………
Jadi dia ada hubungannya denganku ?
penyebab kenapa aku menjadi seperti sekarang ada hubungannya dengannya. Aku
duduk disebelahnya dan merebahkan kepalaku kebahunya. Sekarang aku sudah tahu
siapa aku, kenapa aku menjadi seperti ini, dan apa hubunganku dengan pria
basket. Lalu apa yang akan terjadi ? pelan-pelan tubuhku seperti akan
menghilang. Dan aku mendengar suara kakek itu.
“Kamu berhasil. Kembalilah.”
"Tidak bisakah aku bertahan sedikit lama disebelahnya ?" aku berbicara pelan terhadap suara kakek.
"Tidak bisa. Itu sudah takdir yang harus kamu terima. Mari kita pergi. Atau kamu tidak akan punya kesempatan lain lagi."
Aku menghela napas. Pelan-pelan aku menghadap kearah pria basket dan pandanganku mulai mengabur.
Hilang.
………
06 November 2014
Si pria basket duduk dikursi taman
dan memegang sebuket bunga. Ia seakan menunggu seseorang. Dan perlahan terlihat
kaki seorang wanita yang berjalan mendekat kebangku tersebut dan berdiri
didepan pria basket yang sedang memandang kebawah karena keputusasaannya. Si
pria basket mengangkat kepalanya dan matanya beradu pandang dengan mata si
gadis, si gadis kamera. Mereka tersenyum memandang satu sama lain. Tangan si
pria basket dengan gugup memegang erat bunganya, sedangkan gadis kamera
memegang erat gelang coklat yang dikenakannya.
………
Perlahan-lahan ruangan rahasia pria
basket menjadi terang dan foto-foto yang berserakan menjadi lebih rapi. Dan
ditengah ruangan terdapat foto berukuran besar. Foto pria basket yang berfoto
bersama teman-temannya dilapangan basket. Tapi aneh… yang terlihat hanyalah
pria basket yang tersenyum lebar kearah kamera dan gadis kamera yang duduk dibangku taman.
Sedangkan teman-temannya ? hanya terlihat rambut. Hehehe… apa dia sengaja ?
Iya, dia sengaja.
…The End…
"Pertemuan selalu terjadi tanpa henti setiap waktunya. Tanpa kita sadari setiap pertemuan selalu menimbulkan perpisahan. Tapi dengan keajaiban takdir, pertemuan itu terjadi lagi setelah adanya perpisahan. Bagaimana permainan sebuah takdir, tidak ada yang mengetahuinya. Asal kita percaya, takdir tidak pernah berbuat curang. Takdir tidak pernah menghalangi mereka yang seharusnya bertemu." - W.Y