Mungkin tidak semua orang mengenalku, terutama dibumi yang begitu
besar. Aku hanya bagian kecil dari bumi ini yang selalu berharap agar seseorang
mengetahui keberadaanku. Pernah sesekali aku mengintip dari celah-celah yang
terbuka memandangi semua kegiatan diluar sana. Aku terdiam dan berfikir, betapa
baiknya jika ada yang berhenti dan menyapaku. Menanyakan kabarku atau sekedar
berbasa-basi denganku. Tapi tidak ada yang melakukannya. Semua hanya berlalu
seperti biasa.
Bahkan semut tidak menghiraukanku dan tetap melakukan aktifitasnya.
Mengangkut makanan yang dapat mereka temukan guna kebutuhan dimusim hujan. Dan
Kucing tetap bermalas-malasan menikmati musim panas. Semua tidak
menghiraukanku.
Aku pernah memberanikan diri berjalan dijalanan ramai disudut kota.
Semua memandangiku seakan aku adalah sesuatu yang aneh yang baru pertama kali
mereka temui. Awalnya aku berjalan pelan dan tersenyum pada semua yang
memandangiku. Tapi semakin aku memandangi mereka, semakin bisa kulihat mereka
tertawa. Mereka menertawaiku. Tapi apa ? aku mulai berlari. Berlari. Dan aku
berlari semakin jauh. Tapi kenapa suara mereka malah terdengar lebih keras ?
apa salahku pada mereka ?
Aku terus berlari hingga berhenti disuatu tempat. Tempat tenang yang
hampir tidak bersuara. Kulihat seekor Merak yang mengepakkan ekornya dan
memperlihatkan keindahan dari ekornya. Tetapi beberapa hewan disekitarnya malah
menjauhinya dan bahkan mencibirnya. “Merak itu sombong”. Merak itu menurunkan
ekornya dan berjalan sedih meninggalkan teman-temannya bahkan diam-diam dia
meneteskan air matanya. Dia berbalik dan kembali membusungkan dadanya seakan
memberitahu teman-temannya kalau dia memang sombong.
Tapi sebenarnya tidak. Merak memang dilahirkan untuk selalu
membusungkan dadanya. Oleh karena itu dia dibilang sombong. Apa dunia memang
begitu kejam ? bahkan ketika dilahirkan dengan suatu kelebihan maupun
kekurangan juga disalahkan ? aku berjalan mendekati Merak tersebut. Tetapi
Merak itu terus berjalan menjauhiku. Hingga akhirnya Merak membawaku kembali
ketempat asalku. Jalanan disudut kota itu.
Aku memandang sekitar takut ada yang akan menertawaiku lagi. Tapi
setiap orang yang kutemui hanya tersenyum kearahku. Seperti memberitahuku tidak
perlu takut. Tidak semuanya sama. Sewaktu-waktu kamu juga akan menemui yang berbeda.
Aku berjalan pelan meninggalkan jalanan ini. Kembali ketempatku semula. Diam.
Diam disana memandangi dunia luar melalui celah-celah kecil yang masih terbuka.
#W2MUSE1101
Tidak ada komentar:
Posting Komentar